BAB I
PENDAHULUAN
Kelenjar tiroid, yang terletak tepat dibawah laring sebelah kanan dan kiri depan trakea, mensekresi tiroksin (T4), triiodotironi (T3), yang mempunyai efek nyata pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresikalsitonin, suatu hormon yang penting untuk metabolisme kalsium. Tidak adanya sekresi tiroid sama sekali biasanya menyebabkan laju metabolisme turun sekitar 40 persen di bawah normal dan sekresi tiroksin yang berlebihan sekali dapat menyebabkan laju metabolisme basal meningkat setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal. Sekresi tiroid terutama diatur oleh hormon perangsang tiroid yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
Hormon yang paling banyak disekresi oleh kelenjar tiroid adalah tiroksin. Akan tetapi, juga disekresi triiodo tironin dalam jumlah sedang. Fungsi kedua hormon ini secara kualitatif sama, tetapi berbeda dalam kecepatan dan intensitas kerja. Triiodotironin kira-kira empat kali kekuatan tiroksin, tetapi terdapat jauh lebih sedikit dalam darah dan menetap jauh lebih singkat.
Untuk membentuk tiroksin dalam jumlah normal, dibutuhkan makan kira-kira 50 mg yodium setiap tahun, atau kira-kira 1 mg per minggu. Untuk mencagah defisiensi yodium, garam meja yang biasa diiodisasi dengan satu bagian natrium iodida untuk setiap 100.000 bagian natrium klorida.
A. Latar Belakang
Struma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di bagian depan leher (Dorland, 2002). Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea. Tiroid menyekresikan dua hormon utama, tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3), serta hormon kalsitonin yang mengatur metabolisme kalsium bersama dengan parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid (Guyton and Hall, 2007).
Kerja kelenjar tiroid ini dipengaruhi oleh kecukupan asupan iodium. Defisiensi hormon tiroid ini dapat menimbulkan gangguan tertentu yang spesifik. Cretinism, misalnya, yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan dibawah normal disertai dengan retardasi mental merupakan akibat dari hormon tiroid yang inadekuat pada saat perkembangan janin. Kekurangan asupan yodium yang biasanya terjadi pada daerah goiter (gondok) endemis banyak terjadi karena defisiensi yodium menyebabkan hipotiroidisme sehingga mengakibatkan pembengkakan kelenjar.
B. Rumusan Masalah
- Apakah fungsi dan efek yang ditimbulkan hormon tiroid pada tubuh?
- Bagaimana kriteria diagnosis hipotiroidisme?
- Bagaimanakah patogenesis dan patofisiologi hipotiroidisme?
- Mengapa dapat timbul kemungkinan terjadinya hipotiroid, hipoparatiroid, hiperparatiroid, atau krisis tiroid pasca pembedahan?
- Bagaimanakah dasar terapi dalam penatalaksanaan kasus?
C. Tujuan Penulisan
- Mengetahui fungsi dan efek yang ditimbulkan hormon tiroid pada tubuh.
- Mengetahui kriteria diagnosis hipotiroidisme.
- Mengetahui patogenesis dan patofisiologi hipotiroidisme.
- Mengetahui alasan timbulnya kemungkinan terjadinya hipotiroid, hipoparatiroid, hiperparatiroid, atau krisis tiroid pasca pembedahan.
- Mengetahui dasar terapi dalam penatalaksanaan kasus.
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mengetahui dasar teori endokrinologi dan aplikasinya dalam pemecahan kasus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi, penyebab, tanda, dan gejala Hipotiroidisme
3. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk menentukan seseorang dapat divonis sebagai penderita hipotiroidisme.
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi / pengertian
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema.
Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan oleh kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.
B. Klasifikasi
Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :
1. Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis atau hipothalamus
2. Hipotiroidisme primer apabila yang rusak kelenjar tiroid
3. Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan resistensi perifer.
Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan fT4 turun. Manifestasi klinis hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya.
C. Etiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Macam –macam Penyebab Penyakit Hipotiroidisme;
1. Penyakit Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi
yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai
peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal, Penyebab
tiroiditis otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik
untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis
Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan
hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang
masih berfungsi.
2. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium
radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme.
3. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan.
Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena
sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap
sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar
TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.Kekurangan yodium jangka
panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif
(hipotiroidisme goitrosa).
4. Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme
di negara terbelakang.
5. Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi
untuk kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid.
Semua pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama
masa anak-anak, adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga dapat
meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut merangsang
proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
D. Patofisiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kalenjar tiroid dan pada pengobatan tirotoksikosis dengan RAI. Juga terjadi akibat infeksi kronis kalenjar tiroid dan atropi kalenjar tiroid yang bersifat idiopatik.
Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai 60 tahun, empat kali lipat angka kejadiannya pada wanita dibandingkan pria. Hipotiroidisme kongenital dijumpai satu orang pada empat ribu kelahiran hidup.
Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kalenjar tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respons terhadap rangsangan.hormon TSH. Penurunan sekresi hormon kalenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan mempengaruhi semua sistem tubuh. Proses metabolik antara lain;
1. penurunan produksi asam lambung (aclorhidria)
2. penurunan motilitas usus
3. penurunan detak jantung
4. gangguan fungsi neurologik
5. penurunan produksi panas
penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak dimana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigeliserida sehingga klien berpotensi mengalami atherosklerosis. Akumulasi proteoglicans hidrophilik dirongga interstial seperti rongga pleura, cardiak dan abdominal sebagai tanda dari mixedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebagai dampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan klien mengalami anemi.
E. Manifestasi Klinis
1. Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
2. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan
penurunan curah jantung
3. Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
4. Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan
dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
5. Konstipasi
6. Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
7. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
F. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
dapat mendiagnosis kondisi dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau
kelenjar tiroid.
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi tiroid biasanya menunjukkan kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.
Pemeriksaan fisik menunjukkan tertundanya pengenduran otot selama pemeriksaan
refleks. Penderita tampak pucat, kulitnya kuning, pinggiran alis matanya rontok, rambut tipis
dan rapuh, ekspresi wajahnya kasar, kuku rapuh, lengan dan tungkainya membengkak serta
fungsi mentalnya berkurang.
Tanda-tanda vital menunjukkan perlambatan denyut jantung, tekanan darah rendah dan suhu tubuh rendah.
Pemeriksaan rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung.
G. Prognosis & Pengobatan
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil,
hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian
dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat
(misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu
dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon
tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar
tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah,
karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya
diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus
diminum sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon
tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka
dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
H. Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara lain;
1). Identitas klien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat.
2). Keluhan utama
Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya sebagai lesu, lamban bicara, mudah lupa,
obstipasi. Metabolisme rendah menyebabkan bradikardia, tidak tahan dingin, berat badan naik dan anoreksia. Kelainan psikologis meliputi depresi, meskipun nervositas dan agitasi dapat terjadi. Kelainan reproduksi yaitu oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat.
3). Riwayat penyakit sekarang
Pada orang dewasa, paling sering mengenai wanita dan ditandai oleh peningkatan laju metabolik basal, kelelahan dan letargi, kepekaan terhadap dingin, dan gangguan menstruasi. Bila tidak diobati, akan berkembang menjadi miksedema nyata. Pada bayi, hipotiroidisme hebat menimbulkan kretinisme.
Pada remaja hingga dewasa, manifestasinya merupakan peralihan dengan retardasi
perkembangan dan mental yang relatif kurang hebat serta miksedema disebut demikian karena adanya edematus, penebalan merata dari kulit yang timbul akibat penimbunan mukopolisakarida hidrofilik pada jaringan ikat di seluruh tubuh.
4). Riwayat penyakit dahulu
Hipotiroidisme tidak terjadi dalam semalam, tetapi perlahan selama berbulan-bulan, sehingga pada awalnya pasien atau keluarganya tidak menyadari, bahkan menganggapnya sebagai efek penuaan.
Pasien mungkin kedokter ketika mengalami keluhan yang tidak khas seperti lelah dan penambahan berat badan. Dokter akan meminta pemeriksaan laboratorium yang tepat, yaitu kadar T4 rendah dan TSH yang tinggi, sehingga diagnosis hipotirodisme dapat diketahui pada tahap awal ketika gejalanya masih ringan.
5). Pemeriksaan fisik
Inspeksi
- Ekspresi wajah tumpul
- Capek
- Mengantuk
- Berat badan meningkat
- Kelambanan mental
- Kurangnya pertumbuhan rambut
- Suara parau (seperti katak)
- Kulit bersisik
- Oedema seluruh tubuh
- Sakit kepala
- Mual
- Anoreksia
Palpasi
- Denyut nadi melemah
- Konstipasi
Aukskultasi
- Detak jantung lambat
- Tekanan darah menurun
Perkusi
- Suara perut dullness
6). Pemeriksaan Per Sistem
1. Integumen
a) Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
b) Pembengkakan, tangan, mata dan wajah
c) Tidak tahan dingin
d) Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
2. Muskuloskeletal
a) Volume otot bertambah, glossomegali
b) Kejang otot, kaku, paramitoni
c) Artralgia dan efusi sinovial
d) Osteoporosis
e) Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda
f) Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis
g) Kadar fosfatase alkali menurun
3. Neurologik
a) Letargi dan mental menjadi lambat
b) Aliran darah otak menurun
c) Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang,
penurunan reflek tendon)
d) Ataksia (serebelum terkena)
e) Gangguan saraf ( carfal tunnel)
f) Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
4. Kardiorespiratorik
a) Bradikardi, disritmia, hipotensi
b) Curah jantung menurun, gagal jantung
c) Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
d) Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T
mendatar/inverse
e) Penyakit jantung iskemic
f) Hipotensilasi
g) Efusi pleural
5. Gastrointestinal
a) Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
b) Obstruksi usus oleh efusi peritoneal
c) Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa
6. Renalis
a) Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun
b) Retensi air (volume plasma berkurang)
c) Hipokalsemia
7. Hematologi
a) Anemia normokrom normositik
b) Anemia mikrositik/makrositik
c) Gangguan koagulasi ringan
8. Sistem endokrin
a) Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi
b) Gangguan fertilitas
c) Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin akibat hipoglikemi
d) Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun
e) Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun
f) Psikologis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku maniak
g) Manifestasi klinis lain berupa : edema periorbita, wajah seperti bulan (moon face), wajah kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap opioid, haluaran urin menurun, lemah, ekspresi wajah kosong dan lemah.
I. Penyimpangan KDM
Hipotiroidisme
Gangguan peningkatan
autoimunitas Defisiensi hormon cairan
tiroid interstiil
Merusak sintesis hormon terikat
Merusak kalenjar Tiroid dengan protein
Tiroid kemudian membentuk
jel
menghambat reseptor TSH
Tiroiditis meningkat
Asam
Menimbulkan Karbonat&kondoritin
Fibrosis kurang yodium,kelainan Sulfat
Biosintesis herediter,
Sekresi hormon terhambatnya antibodi disfungsi optimal
Tiroid menurun lewat plasenta tiroid
miksedema
Lemah gangguan kreatinisme
Intoleransi gangguan mekanisme detak jantung
aktivitas penjeratan iodida malu cacat mental lambat
gangguan konsep diri gangg. penurunan curah jantung
Defisiensi iodin gangguan tumbuh kembang intoleransi
aktivitas
Mencegah hormon
T3 & T4
Menghambat Produksi
TSH
Peningkatan sekresi
Trigobulin kedalam
Folikel
Goiter
Sakit susah bergerak
Suara serak
Gangguan
Rasa nyaman intoleransi aktivitas
(nyeri)
Gangguan komunikasi verbal
J. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan detak jantung lambat
yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak,dan denyut nadi lambat
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan goiter yang yang ditandai dengan
pasien meringis kesakitan pasien tampak menyeringai
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan endokrin yang ditandai
dengan lemah, susah bergerak dan oedema, pasien mengeluh lelah,pasien tampak
susah bergerak nadi cepat dan lemah
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan goiter ditandai dengan
suara pasien serak, pasien jarang bicara pasien tampak berkomunikasi dengan bahasa
non verbal
5. Gangguan citra diri berhubungan dengan kretinisme yang ditandai dengan
pasien menarik diri dari pergaulan, pasien tampak malu.
K. Intervensi & Rasional
NO | DIAGNOSA | TUJUAN | RENCANA TINDAKAN | RASIONAL |
1 | - Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan detak jantung lambat yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak,dan denyut nadi lambat | -Mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik tidak ada disrititmia. Dengan kriteria evaluasi : 1. pasien tidak sesak 2. nadi kembali Normal | - mandiri : 1. observasi denyut jantung - kolaborasi : 2. memberikan suplemen | - mandiri : 1.mengetahui perubahan denyut jantung guna mendapatkan hasil pengkajian yang lebih akurat - kolaborasi : 2.menjaga stamina Pasien |
2 | - Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan goiter yang yang ditandai dengan pasien meringis kesakitan pasien tampak menyeringai | - terhindar dari rasa nyeri sehingga mendapatkan kenyamanan dengan kriteria evaluasi : 1. pasien tidak meringis kesakitan 2. pasien tidak tampakmenyeringai | - mandiri : 1. pantau respon fisik (observasi tingkah laku) 2.berikan lingkungan yang nyaman 3.mempertahankan sikap rasional | - mandiri : 1.untuk mengetahui intensitas nyeri yang dialami pasien 2. dapat menambah rasa nyaman pasien 3. agar klien tidak merasa tertekan. |
3 | - Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan endokrin yang ditandai dengan lemah, susah bergerak dan oedema, pasien mengeluh lelah,pasien tampak susah bergerak nadi cepat dan lemah | - dapat beraktifitas secara normal dengan kriteria evaluasi : 1. pasien tidak mengeluh lelah 2. nadi dalam batas Normal | - mandiri : 1. pantau tanda vital dan catat nadi 2. berikan lingkungan yang nyaman | - mandiri : 1.untuk mengetahui hadperkembangan kesehatan klien. 2.dapat menghilangkan ketidaknyamanan |
4 | Gangguan komunikasi verbal berhubungan goiter ditandai dengan suara pasien serak, pasien jarang bicara pasien tampak berkomunikasi dengan bahasa non verbal | Mampu berkomunikasi verbal dengan baik, dengan kriteria evaluasi; berkomunikasi dengan baik Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami. | -Mandiri; 1. kaji fungsi bicara secara periodik, anjurkan untuk tidak bicara terus menerus. 2. pertahankan komunikasi yang sederhana, beri pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban “ya” atau “tidak” . 3. beritahu pasien untuk terus membatasi bicara dan jawablah bel panggilan dengan segera. | -mandiri; 1. suara serak dan sakit tenggorokan akibat edema jaringan atau kerusakan karena pembedahan pada saraf laringeal dan berakhir dalam beberapa hari. Kerusakan saraf permanen dapat terjadi (jarang) yang menyebabkan paralisis pita suara dan/ atau penekanan pada trakea. 2. menurunkan kebutuhan berespon, mengurangi bicara. 3. mencegah pasien bicara yang dipaksakan untuk menciptakan kebutuhan yang diketahui/memerlukan bantuan. |
5 | Gangguan konsep diri berhubungan dengan kretinisme yang ditandai dengan pasien menarik diri dari pergaulan, pasien tampak malu. | Individu mendemonstrasikan adaptasi kesehatan, penanganan keterampilan dengan kriteria evaluasi; 1. Menghargai situasi dengan cara realistis tanpa penyimpangan 2. Mengungkapkan dan mendemonstrasikan peningkatan perasaan positif | Mandiri; 1. Dorong individu mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai individu merasakan, memikirkan, atau memandang dirinya. 2. Hindari kritik negatif. | Mandiri; 1. Untuk mengetahui persepsi individu mengenai diri dan penyakitnya. 2. Untuk menimbulkan kembali kepercayaan diri individu. |
L. Evaluasi
NO | DIAGNOSA | EVALUASI |
1 | Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan detak jantung lambat yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak,nadi lambat | S : pasien mengatakan tidak merasa sesak O : tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik tidak ada disrititmia A : masalah teratasi P : pertahankan kondisi pasien |
2 | Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan goiter yang yang ditandai dengan pasien meringis kesakitan pasien tampak menyeringai | S : pasien merasa nyaman terbebas dari nyeri O : pasien terbebas dari nyeri A : masalah teratasi P : pertahankan kondisi pasien |
3 | - Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan endokrin yang ditandai dengan lemah, susah bergerak dan oedema, pasien mengeluh lelah,pasien tampak susah bergerak nadi cepat dan lemah | S : pasien mengatakan dapat beraktivitas seperti biasa O : tanda vital normal dan sekresi hormon normal A : masalah teratasi P : pertahankan kondisi pasien |
4 | Gangguan komunikasi verbal berhubungan goiter ditandai dengan suara pasien serak, pasien jarang bicara pasien tampak berkomunikasi dengan bahasa non verbal | S : pasien mengatakan sudah dapat berbicara jelas O : pasien terbebas dari suara serak A : masalah teratasi P : pertahankan kondisi pasien |
5 | Gangguan konsep diri berhubungan dengan kretinisme yang ditandai dengan pasien menarik diri dari pergaulan, pasien tampak malu. | S : pasien mengatakan mau untuk menerima keadaan dirinya O : tidak menutup diri, percaya diri timbul A : masalah teratasi P : pertahankan kondisi pasien |
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan oleh kurang penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.
2. Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :
1. Hipotiroidisme sentral, karena kerusakan hipofisis atau hipothalamus
2. Hipotiroidisme primer apabila yang rusak kelenjar tiroid
3. Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan resistensi perifer.
3. Macam –macam Penyebab Penyakit Hipotiroidisme;
1. Penyakit Hashimoto,
2. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme.
3. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan.
Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid.
4. Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme.
5. Kekurangan yodium jangka panjang
4. Manifestasi Klinis
1. Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
2. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan curah jantung
3. Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
4. Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
5. Konstipasi
6. Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
7. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
B. SARAN
1. Mulai sekarang konsumsilah makan-makanan yang banyak mengandung yodium.
2. Sebaiknya pihak medis berhati-hati dalam melakukan pemberian therapi obat-obatan,perhatikan baik-baik dosis dan ketentuan pemberian obat.
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi
8), Jakarta: EGC.
Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), Jakarta: EGC.
Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, Jakarta: EGC
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,(Edisi III), Jakarta: EGC.
Hinchliff, 1999, Kamus Keperawatan, Jakarta: EGC,
Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, Jakarta: EGC.
Rumahorbo,Hotma.1999.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan sistem Endokrin.Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar